
Setelah berkali-kali dihubungi melalui ponselnya, anggota Fraksi PAN DPR RI asal Sulsel, Andi Taufan Tiro, akhirnya memberikan penjelasan dan klarifikasi seputar kabar yang menyebutkan dirinya menampar petugas bea cukai di terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu (22/2/2012).
"Saya tak menampar, hanya mendorong. Kalau memang nanti dikonfrontir, saya meminta rekaman CCTV di lokasi kejadian diputar," katanya, Kamis (23/2/2012) sekitar pukul 11.45 Wita.
Saat dihubungi, Taufan dalam perjalanan ke gedung DPR RI di Senayan, Jakarta.
Dia mengaku akan memberikan klarifikasi dan penjelasan ke fraksi PAN, sebelum dimintai klarifikasi ke Badan Kehormatan DPR RI.
Berikut penjelasan Taufan. Sejak tadi malam, sudah banyak teman, kolega, dan teman-teman wartawan yang mengklarifikasi kejadian ini ke saya.
Kejadiannya sekitar pukul 19.15 Wita. Ini tak lama setelah saya dan tujuh anggota badan kerja sama antar parlemen DPR RI mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Rombongan ini lintas fraksi dan komisi. Saya mewakili Fraksi PAN dan dari Komisi V DPR yang membidani infrastruktur dan perhubungan.
Kami ke Jepang, bertemu dengan parlemen Jepang. Karena ada kendala di bagasi, saya terlambat dan terpisah dengan rombongan teman-teman yang lain. Teman yang lain lebih dulu keluar.
Saat itu di antrean saya berdua dengan Sahibul Imam (anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PKS). Dia juga sempat mengeluhkan buruknya antrean.
Saat itu saya hanya mengenakan kaos. Tak ada atribut DPR RI. Saat itu saya juga tak mengaku anggota DPR.
"Padahal antrean lama sekali. Ada satu jam dan antrean sudah panjang," jelasnya.
Melihat kejadian itu, Taufan mengaku berteriak dan meminta agar extrail yang ditutup itu dibuka. Taufan langsung ke extrail yang baru dibuka.
Karena teriakan itu, ada tiga petugas menghampirinya. Seorang lagi, lanjutnya, bahkan terlihat arogan dengan bertanya 'kenapa? kenapa?' pada dirinya.
"Lalu saya dorong. Mungkin menurut saya itu yang mereka maksud menampar," pungkasnya.
http://nasional.lintas.me/go/jurnaldunia.com/inilah-kronologi-anggota-dpr-tampar-petugas-bea-cukai-di-bandara/
"Saya tak menampar, hanya mendorong. Kalau memang nanti dikonfrontir, saya meminta rekaman CCTV di lokasi kejadian diputar," katanya, Kamis (23/2/2012) sekitar pukul 11.45 Wita.
Saat dihubungi, Taufan dalam perjalanan ke gedung DPR RI di Senayan, Jakarta.
Dia mengaku akan memberikan klarifikasi dan penjelasan ke fraksi PAN, sebelum dimintai klarifikasi ke Badan Kehormatan DPR RI.
Berikut penjelasan Taufan. Sejak tadi malam, sudah banyak teman, kolega, dan teman-teman wartawan yang mengklarifikasi kejadian ini ke saya.
Kejadiannya sekitar pukul 19.15 Wita. Ini tak lama setelah saya dan tujuh anggota badan kerja sama antar parlemen DPR RI mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Rombongan ini lintas fraksi dan komisi. Saya mewakili Fraksi PAN dan dari Komisi V DPR yang membidani infrastruktur dan perhubungan.
Kami ke Jepang, bertemu dengan parlemen Jepang. Karena ada kendala di bagasi, saya terlambat dan terpisah dengan rombongan teman-teman yang lain. Teman yang lain lebih dulu keluar.
Saat itu di antrean saya berdua dengan Sahibul Imam (anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PKS). Dia juga sempat mengeluhkan buruknya antrean.
Saat itu saya hanya mengenakan kaos. Tak ada atribut DPR RI. Saat itu saya juga tak mengaku anggota DPR.
"Padahal antrean lama sekali. Ada satu jam dan antrean sudah panjang," jelasnya.
Melihat kejadian itu, Taufan mengaku berteriak dan meminta agar extrail yang ditutup itu dibuka. Taufan langsung ke extrail yang baru dibuka.
Karena teriakan itu, ada tiga petugas menghampirinya. Seorang lagi, lanjutnya, bahkan terlihat arogan dengan bertanya 'kenapa? kenapa?' pada dirinya.
"Lalu saya dorong. Mungkin menurut saya itu yang mereka maksud menampar," pungkasnya.
http://nasional.lintas.me/go/jurnaldunia.com/inilah-kronologi-anggota-dpr-tampar-petugas-bea-cukai-di-bandara/
0 komentar:
Posting Komentar