Seorang anak laiki-laki berusia lima tahun divonis dokter jika dirinya adalah seorang perempuan yang "terjebak" dalam tubuh anak laki-laki.
Zach Avery begitu yakin jika seharusnya ia bukanlah berjenis kelamin laki-laki. Bahkan ia sempat akan memotong kemaluannya sendiri.
Saat ini, penampilan Zach lebih feminim, layaknya seorang anak perempuan. Rambut pirangnya dikuncir dan seringkali mengenakan baju Sekarang dengan bangga olahraga kuncir pirang dan mengenakan rok. Ia telah hidup sebagai seorang anak perempuan lebih dari satu tahun belakangan ini.
"Saat berusia tiga tahun, dia (Zach) menangis kepada saya dan berkata kalau dia itu adalah seorang anak perempuan," ujar Theresa, seperti dikutip dari situs The Sun.
"Saat itu saya menganggap hal tersebut biasa saja dan merupakan fase anak-anak yang akan berhenti dikemudian hari," imbuhnya.
"Tapi, hal tersebut ternyata menjadi serius. Zach marah jika ada yang menyebutkan anak laki-laki," terang ibunda Zach.
Zach mengidap Gender Identity Disorder (GID) untuk pertama kali di usianya yang menginjak tiga tahun. Hal itulah yang membuat, Zach selalu menolak hidup sebagai seorang anak laki-laki.
Seperti diceritakan Theresa, ibunda Zach, anaknya itu dahulu suka sekali dengan cerita Thomas the Tank Engine. Namun kemudian Zach meminta untuk hidup sebagai seorang anak perempuan di akhir 2010.
Ia rupanya terobsesi dengan tokoh Dora the Explorer dan mulai berpakaian seperti layaknya seorang anak perempuan.
Theresia sebenarnya mengaku, jika dirinya merasa kehilangan sosok anak lelakinya. Karena itu ia ingin sekali banyak belajar tentang ganguan yang menyebabkan GID tersebut.
Ibu empat orang anak tersebut berharap, kisahnya dapat membantu keluarga lainnya yang memiliki masalah serupa untuk bersikap dan bagaimana memberikan dukungan kepada anak-anak mereka.
"Saya sebenarnya sangat senang jika Zach dapat kembali sebagai anak laki-laki, tapi saya ingin Zach bahagia. Dan apabila apa yang dia inginkan membuatnya bahagia, saya akan mendukungnya," ujar Theresia.
"Masyarakat perlu menyadari kondisi ini karena bisa saja terjadi kepada mereka. Mungkin saja banyak kasus serupa dengan saya di luar sana, tapi mereka tidak ingin membicarakannya," terang Theresia.
Tahun lalu, zach merupakan anak termuda yang didiagnosis dengan gangguan tersebut.
Saat mengetahui kondisi anaknya, Theresia dan Darren Avery, suaminya bergegas membawa Zach ke seorang dokter spesialis di Tavistock dan Patman Foundation Trust di London.
"Mereka mengatakan kepada kami bahwa meskipun dia memiliki tubuh laki-laki, otaknya mengatakan bahwa ia adalah seorang anak perempuan," ujar Theresia menirukan ucapan dokter yang memeriksa anaknya.
Mengetahui diagnosis terhadap Zach, pihak sekolah, Purleet Primary di Essex berusaha untuk memahaminya. Bahkan pihak sekolah membuat satu buah toilet khusus untuk Zach, yakni toilet netral.
Theresia juga tanpa malu dan sungkan menjelaskan kepada teman-teman Zach di sekolah perihal kondisi Zach.
"Kami menjelaskan kepada anak-anak lain di sekolah bahwa tubuh Zach adalah bahwa seorang anak lelaki tetapi di otaknya dia adalah seorang anak perempuan," terang Theresia.
Menurut Theresia, sejauh ini teman-teman Zach di sekolah cukup mengerti dengan kondisi yang terjadi. Bahkan hingga kini, ia tidak pernah mendengar adanya masalah dengan Zach di sekolah, terkait dengan kondisinya saat ini.
Saat ini Zach mengenakan seragam sekolah seperti anak perempuan dan dengan sepatu bot berwarna merah muda.
Di rumah, orang tua Zach bahkan mengubah kamar tidur Zach. Disesuaikan dengan kondisinya yang ingin terlihat sebagai seorang anak perempuan.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Zach untuk memutuskan apa yang ingin ia lakukan. Kami juga akan mendukungnya, andaikan Zach kembali memilih sebagai anak laki-laki," ujar Theresia.
Menurut NHS Tavistock dan Patman Foundation, terdapat 165 anak telah didiagnosa mengalami GID tahun ini. Tahun lalu, hanya tujuh anak di bawah usia lima tahun didiagnosis dengan GID.
0 komentar:
Posting Komentar